Nasionalnews.id, Jakarta – SEJALAN dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dikembangkan berdasar Permendikbud nomor 21 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Widuri Jaya hadir menjadi bagian dari ratusan ribu sekolah yang melaksanakan kegiatan penguatan literasi.
Pada, Sabtu (6/7/24) lalu, Kepala SMP Widuri Jaya, Sumanto S.Pd menuturkan bahwa, literasi menjadi kemampuan awal peserta didik dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sehingga literasi diartikan juga sebagai kemampuan guna memaknai informasi secara kritis dan rinci.
Adapun dalam Undang-Undang No 3 tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan Sumanto menyebut bahwa, literasi bisa dimaknai sebagai kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis, sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
“Literasi menjadi bagian dari Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang saat ini telah diterapkan di seluruh satuan pendidikan. Untuk itu, kegiatan literasi di sini diperkenalkan guru-guru dan staf SMP Widuri Jaya pada siswa-siswi di sini dengan cara menggelar acara Pekan Literasi dan Pentas Seni,” ungkap Sumanto dalam keterangannya pada media.

Menurutnya, tujuan dari Acara Pekan Literasi dan Pentas Seni (PLPS) tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan literasi para peserta didik dalam menghadapi maupun memecahkan berbagai persoalan yang kompleks pada tes asesmen. minimum saat ANBK nanti.
Para guru dan staff SMP Widuri melalui struktur organisasi yang jelas telah menerapkan model suportif dalam pelaksanaan peningkatan literasi.
Gambar Struktur Organisasi SMP Widuri Jaya Model suportif di sekolah ini diharapkan dpt membentuk perilaku organisasi yang lebih ditekankan pada bagaimana membuat orang-orang terbiasa bekerja dalam tim kerja yang efektif.

Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu-individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan ganda.
Perilaku organisasi menunjukkan pada suatu sikap dan perilaku dari individu dan kelompok dalam sebuah organisasi serta interaksinya dengan konteks organisasi itu sendiri. Organisasi dari segala tipe dan jenis dapat dikatakan secara pasti berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternalnya.
“Jadi, model struktur organisasi suportif sangat tergantung pada kepemimpinan, dan bukan tergantung pada kekuasaan atau uang,” jelas Sumanto.
Melalui kepemimpinan, manajemen menciptakan suatu iklim untuk mendorong karyawannya berkembang dan akan meraih cita-citanya melalui organisasi sepanjang mereka mampu. Karena, manajemen mendukung karyawannya dalam pekerjaan mereka. Perasaan psikologisnya adalah adanya rasa kebersamaan dan keterlibatan tugas di dalam organisasi.
Kebersamaan yang kuat antara guru dan satu sama lain pada pelaksanaan peningkatan literasi diketahui dari adanya pembagian satuan tugas yang menyusun materi peningkatan literasi dan pentas seni.
Diketahui, satuan tugas tersebut diketuai oleh kepala SMP Widuri Jaya, yakni Sumanto, S.Pd dan penanggung jawab guru Bahasa Indonesia adalah Anita Monalisa, S.Pd serta Guru Seni Budaya uang diasuh oleh Zarike Ayuhana Putri, S.Pd
Sementara, Instruktur yang mengarahkan dan melatih kemahiran literasi peserta didik dibimbing oleh guru pendidikan pancasila yakni Anggita Muliani, S.Pd, Bahasa Inggris oleh Rizqah Nur Azizah, S.Pd, M.Pd dan pelajaran Agama bimbingan Nathalia Lumbatoruan, S.Pd dan Ibu Ernawati, S.Pd.
Adapun tim penilai dilakukan oleh guru matematika Amiruddin, Guru IPA Susi Suntari, S.Pd dan Guru IPS dibimbing oleh Dasman, M.Pd.
Sedangkan untuk guru komputer ada Purwoko, S.Kom, Guru olahraga Muhammad Al Fanny, S.Pd maupun guru mandarin yakni Bibyana, S.Pd ikut memantau pelaksanaan peningkatan literasi ini dengan menyusun form penilaian kegiatan tersebut. Semua elemen sekolah mendukung pelaksanaan kegiatan literasi SMP Widuri Jaya tersebut.
Model suportif pada perilaku organisasi Guru SMP Widuri Jaya telah berhasil membangun boundaries yang kuat satu sama lain dalam mensukseskan pelaksanaan literasi pada siswa siswi kelas VII hingga IX SMP Widuri Jaya.
Iklim lingkungan belajar mengajar yang saling memberikan kontribusi, dan memperbaiki diri sepanjang manajemen akan memberi mereka kesempatan untuk andil dan eksistensi pada kegiatan yang bertujuan untuk memajukan lembaga pendidikan ini.
Selain sosialisasi tentang model struktur organisasi suportif dan pengenalan tentang literasi, acara juga di-isi dengan kreativitas seni dari siswa-siswi sekolah itu seperti musik dan tari-tarian.
———————Abie Mujib






